KUBET Indonesia: Prediksi Skor Celtic vs Atletico Madrid 26 Oktober 2023
KUBET Indonesia – Celtic akan menjamu Atletico Madrid di matchday 3 Grup E Liga Champions 2023/2024. Pertandingan Celtic vs Atletico di Celtic Park ini akan kick-off Kamis, 26 Oktober 2023, jam 02:00 WIB, live streaming di Vidio.
Celtic sampai saat ini masih belum memiliki poin, atau “Tangan kosong”. Wakil Skotlandia itu pun terberai di jantung posisi. Sebaliknya, Atletico memimpin dengan menggendong empat poin hasil 1 kali kemenagan dan satu kali seri.
Pada awal pertandingan, Celtic kalah 0-2 di kandang Feyenoord, sedangkan Atletico gagal membawa kemenangan di markas Lazio. Keunggulan Atletico melalui gol Pablo Barrios menit 29 musnah setelah gawang mereka dibobol oleh kiper Lazio di akhir-akhir pertandingan.
Pada babak kedua pertandingan, Celtic telah kalah 1-2 ngadepin Lazio. Sempat memimpin permainan lewat gol Kyogo Furuhashi menit 12, Celtic kalah setelah dibobol Matias Vecino menit 29 dan Pedro menit 90+5. Sama seperti Atletico, Celtic juga menjadi korban gol injury time Lazio. Bedanya, Celtic dipaksa menyerah kalah.
Di Spanyol, Atletico mengamankan tiga poin ketika menjamu Feyenoord. Atletico menang 3-2. Atletico menang melalui dua gol Alvaro Morata dan satu gol Antoine Griezmann.
Menurut catatan yang KUBET Indonesia baca, bahwa Atletico selalu menang di ke-6 pertandingan, Atletico juga berhasil membungkam tuan rumah Celta Vigo di La Liga dengan skor 3-0 berkat hattrick Griezmann. Itu adalah modal yang bagus untuk mereka untuk melawan ke Skotlandia.
Prediksi Skor Celtic vs Atletico Madrid 26 Oktober 2023.
2023/2024. Pertandingan Celtic vs Atletico di Celtic Park ini akan kick-off Kamis, 26 Oktober 2023, jam 02:00 WIB, live streaming di .
Celtic sampai saat ini masih belum memiliki poin, atau “Tangan kosong”. Wakil Skotlandia itu pun terberai di jantung posisi. Sebaliknya, Atletico memimpin dengan menggendong empat poin hasil 1 kali kemenagan dan satu kali seri.
Pada awal pertandingan, Celtic kalah 0-2 di kandang Feyenoord, sedangkan Atletico gagal membawa kemenangan di markas Lazio. Keunggulan Atletico melalui gol Pablo Barrios menit 29 musnah setelah gawang mereka dibobol oleh kiper Lazio di akhir-akhir pertandingan.
Pada babak kedua pertandingan, Celtic telah kalah 1-2 ngadepin Lazio. Sempat memimpin permainan lewat gol Kyogo Furuhashi menit 12, Celtic kalah setelah dibobol Matias Vecino menit 29 dan Pedro menit 90+5. Sama seperti Atletico, Celtic juga menjadi korban gol injury time Lazio. Bedanya, Celtic dipaksa menyerah kalah.
Di Spanyol, Atletico mengamankan tiga poin ketika menjamu Feyenoord. Atletico menang 3-2. Atletico menang melalui dua gol Alvaro Morata dan satu gol Antoine Griezmann.
Menurut catatan yang KUBET Indonesia baca, bahwa Atletico selalu menang di ke-6 pertandingan, Atletico juga berhasil membungkam tuan rumah Celta Vigo di La Liga dengan skor 3-0 berkat hattrick Griezmann. Itu adalah modal yang bagus untuk mereka untuk melawan ke Skotlandia.
5 Pertandingan Terakhir Atletico Madrid (M-M-M-M-M) 29-09-23 Osasuna 0-2 Atletico (La Liga) 02-10-23 Atletico 3-2 Cadiz (La Liga) 04-10-23 Atletico 3-2 Feyenoord (Liga Champions) 08-10-23 Atletico 2-1 Sociedad (La Liga) 22-10-23 Celta 0-3 Atletico (La Liga).
Statistik Kedua Tim
Celtic belum pernah menang vs Atletico (M0 S2 K4).
Rekor kandang Celtic vs klub-klub Spanyol: M8 S2 K8.
Rekor keseluruhan Celtic vs klub-klub Spanyol: M8 S5 K23.
Celtic tanpa kemenangan dalam 11 laga kandang terakhir di fase grup Liga Champions (M0 S2 K9).
Celtic cuma menang 2 kali dalam 28 laga terakhir di Liga Champions, tak termasuk kualifikasi (M2 S5 K21).
Rekor tandang Atletico vs klub-kub Skotlandia: M2 S1 K1.
Rekor keseluruhan Atletico vs klub-kub Skotlandia: M6 S2 K1.
Atletico cuma menang 3 kali dalam 12 laga terakhir di fase grup Liga Champions (M3 S3 K6).
Atletico cuma menang 4 kali dalam 11 laga tandang terakhir di Liga Champions (M4 S1 K6).
KUBET Indonesia – Celtic FC adalah klub yang identik dengan persepakbolaan Skotlandia. Tapi bukan itu yang menjadi faktor terkenalnya Celtic kembali di dunia sepakbola.
Namun karena Celtic menjadi langganan klub Liga Champions yang menyusahkan(Maafin ya kalau kata-katanya kurang enak hehehe) Tim-tim besar Eropa yang menjadi rival-rivalnya.
KUBET Indonesia membacanya di Football History, seiring berjalannya waktu dengan kesuksesan sektor domestil mereka, Celtic adalah klub Kepulauan Inggris pertama yang memenangkan Piala Eropa di 1967.
Derby Firm lama Celtic dengan Rangers adalah salah satu persaingan paling populer di dunia sepakbola, dan kedua klub memiliki sejarah panjang. dari bersaing satu sama lain.
Klub dari Kota Glasgow, Celtic bermarkas di Stadion Celtic Park sejak 1892 hingga kini masih berdiri.
Sejumlah pemain terkemuka Celtic yang menyusahkan tim-tim Eropa diantaranya adalah John Madden, Jimmy Quinn, Jimmy McGrory, Roy Aitken, Bobby Evans, Jimmy Johnstone, Bobby Lennox dan Bobby Murdoch.
Kemudian ada Paul McStay, Kenny Dalglish, Brian McClair, Stiliyan Petrov, Henrik Larsson, Paolo Di Canio, Mark Viduka, dan generasi Scott Brown.
Dengan rekor klub game yang paling banyak dimainkan pemain Celtic ialah Billy McNeill (790 penampilan) juga pencetak gol terbanyak yakni Jimmy McGrory (395 gol).
Sejarahnya, berdiri pada 1888 dan lokasi East End of Glasgow, Celtic dibentuk sebagai sarana penggalangan dana untuk amal “Meja Makan Anak Miskin”.
Setelah setauhn kemudian, Celtic memainkan pertandingan resmi pertamanya melawan Rangers, lalu menyiapkan panggung tampilnya untuk persaingan yang didasarkan pada perbedaan politik dan agama klub daripada perselisihan di lapangan.
Kedua tim mengumpulkan sebagian besar pendukung tim Glasgow pada 1890-an dan membuat mereka mendapatkan nama kolektif sebutan Derby Old Firm.
Selama beberapa dekade pertama, Celtic sedikit lebih sukses dari dua klub domestik, memenangkan 17 Kejuaraan Skotlandia dan 12 Piala Skotlandia hingga 1927.
Selera besar untuk sepakbola di antara Glaswegian dan kondisi sosial yang bermasalah akan menyebabkan gangguan kerumunan.
Selain situasi sosial yang khusus, perkembangan “klab rem” julukan fans Celtic di 1880-an, yang dapat dilihat sebagai era pra hooliganisme berkontribusi terhadap hal ini.
Klub rem adalah penggemar tandang pertama dalam arti terstruktur dan akan bepergian dengan kereta kuda (juga dikenal sebagai rem, sehingga disebut klub rem) yang tak sengaja terbentuk pertama kali di ujung timur Glasgow.
Bahkan dengan Jimmy McGrory, salah satu striker Inggris paling produktif sepanjang masa, sebagai titik fokus serangan mereka, Celtic perlahan-lahan menemukan dirinya tertinggal dalam pertempuran dengan Rangers.
Empat dekade setelahnya, melihat Celtic memenangkan Kejuaraan Skotlandia hanya tiga kali aja nih guyss, jauh dari dominasi yang mereka berikan di awal abad ini.
Celtic juga sukses untuk memenangkan lima Piala Skotlandia selama waktu ini, tetapi itu adalah penghiburan kecil bagi para penggemar yang berkecil hati.
Dengan Jock Stein mengambil alih sebagai manajer Celtic pada 1965, segalanya segera berubah menjadi lebih bagus.
Dengan karismatik dan pengaruhnya yang tak terelakan, Stein mengubah tim Celtic yang berkinerja buruk menjadi mesin yang mengklaim sembilan Kejuaraan Skotlandia berturut-turut dari 1966 hingga 1974.
Musim 1967-1968 sangat berkesan, dengan Celtic memenangkan setiap kompetisi yang mereka mainkan, termasuk menjadi yang pertama non Sisi Latin untuk memenangkan Piala Eropa.
Stein meninggalkan klub Celtic pada 1978, dengan capaian memenangkan 10 Kejuaraan Skotlandia, 8 Piala Skotlandia dan Piala Eropa.
Periode selanjutnya, melihat Celtic menikmati kesuksesan domestik lebih lanjut, termasuk lima Kejuaraan Skotlandia tambahan dan empat Piala Skotlandia sebelum akhir 80-an.
Pada awal tahun 90-an masa kemundurang bagi klub Celtic, dengan banyak masalah keuangan klub membuat mereka nyaris bangkrut.
Proses turunnya ini menyebabkan Celtic kembali ke jalan menuju perbaikan, memenangkan Piala Skotlandia di 1995 dan Kejuaraan Skotlandia pada 1998.
Namun di awal tahun 2000-an, Martin O’Neill mengambil alih sebagai manajer dan memimpin klub Celtic meraih gelar ganda di musim pertamanya sebagai manajer.
Ini akan segera terbukti menjadi titik balik lain dalam sejarah klub, karena Celtic melanjutkan untuk mengklaim sepuluh Kejuaraan Skotlandia dan enam Piala Skotlandia di tahun-tahun berikutnya, sekali lagi menggantikan Rangers sebagai klub paling dominan di negara ini.
Sejarah Klub Atletico Madrid
KUBET Indonesia – Klub Atletico Madrid adalah salah satu klub sepakbola yang paling gede di Spanyol, walaupun keberadaannya hampir sepanjang waktu telah dibayangi oleh “Monster” Barcelona dan Real Madrid.
Tim dengan nama asli Atletico de Madrid, telah memainkan peran sebagai “adik kecil” bagi Real Madrid dan menjadi tim yang selalu berusaha untuk mengacaukan sistem Barcelona itu yang KUBET Indonesia baca dan amati.
Atletico Madrid ini juga ‘terkenal”Famous” karena musibah dasyatnya yang luar biasa dari manajer yang dikeluarkan.
Walaupun dikelilingi oleh pemain hebat seperti Luis Aragones, Joaquin Peiro, Jose Eulogio Garate, Tomas Renones, Hugo Sanchez.
Kemudian, super famous Fernando Torres, Maxi Rodriguez, Sergio Aguero, Diego Forlan, Radamel Falcao, Diego Costa, Diego Godin, Raul García, Gabi, dan Antoine Griezmann.
Rekor klub Atletico Madrid pun jatuh pada paling banyak dimainkan oleh Adelardo Rodriguez (551 penamlilan) dan pencetak gol terbanyak yakni Luis Aragones (173 gol). Dilihat dari , didirikan pada 1903 dengan nama Athletic Club de Madrid.
Pendirinya, tiga siswa Basque yang tinggal di Madrid, menganggap klub tersebut sebagai cabang pemuda Athletic Bilbao.
Jersey pertama klub Atletico Madrid dengan kemeja biru dan putih mungkin terinspirasi oleh Blackburn Rovers.
Setelah delapan tahun kemudian, Atletico Madrid berganti seragamnya menjadi merah putih dan kali ini karena pengaruh Southampton. Warisan dari kit pertama hidup dengan celana pendek biru Atletico Madrid.
Selepas berakhirnya perang saudara Spanyol pada 1939, Atletico Madrid bergabung dengan klub sepak bola Zaragoza yang didirikan pada tahun yang sama, Aviacion Nacional.
Klub baru itu bernama Athletic Aviacion de Madrid. Penggabungan dengan cepat terbukti sukses, karena Athletic Aviacion berhasil memenangkan La Liga pertamanya di 1940 dan mempertahankan gelar pada 1941.
Di 1947, klub berubah nama untuk terakhir kalinya, selanjutnya dikenal dengan nama Klub Atletico de Madrid hingga saat ini.
Tahun 50-an dimulai dengan baik untuk Atletico Madrid, saat klub memenangkan dua gelar La Liga lagi di bawah kepemimpinan Helenio Herrera dari Argentina.
Namun, setelah kepergiannya pada tahun 1953, klub harus puas menjadi klub terbaik ketiga di negara itu selama sisa dekade ini, di belakang Real Madrid dan Barcelona yang tak tersentuh.
Dua dekade berikutnya didominasi oleh persaingan sengit antara dua klub Kota Madrid, yakni Real dan Atletico.
Dengan kedua klub menikmati masa prima mereka, derby Madrid dipandang sebagai pertarungan antara warga kaya dan kelas pekerja.
Selama dua dekade ini, Atlético berhasil memenangkan empat La Liga (1966, 1970, 1973 dan 1977), lima trofi Copa del Rey (1960, 1961, 1965, 1972, 1976) dan Piala Winners pada tahun 1962.
Di bawah manajemen Juan Carlos Lorenzo 1973–1975, Atletico Madrid diberi julukan “binatang”. Julukan itu datang setelah semifinal Piala Eropa melawan Celtic.
Atletico Madrid meraih hasil imbang tanpa gol tandang, namun pertandingan ini lebih dikenang karena metode kemenangan Atletico, yang mengakibatkan tiga pemainnya diusir keluar lapangan.Sebagian besar pemain lainnya mendapatkan kartu kuning dan lawan diberikan 51 tendangan bebas.
Atletico Madrid akan setelah menang di leg kedua maju ke final dan di sana menghadapi Bayern Munich. Semuanya berakhir dengan kemenangan bagi Jerman.Klub ini pun harus menunggu sampai 1987 dan penunjukan Jesus Gil sebagai presiden untuk kenaikan berikutnya menjadi terkenal.
Meskipun Gil mulai menghabiskan banyak uang untuk membeli nama besar, filosofi kejamnya untuk mengubah pelatih dengan cepat tidak langsung membuahkan hasil.
Setelah harus puas dengan dua gelar Copa del Rey pada tahun 1991 dan 1992, Atlético akhirnya memenangkan La Liga kesembilan yang telah lama ditunggu-tunggu pada tahun 1996, diikuti dengan trofi Copa del Rey lainnya.
Pemerintahan Gil berakhir pada tahun 2000, karena banyak tuntutan hukum terhadap dia dan dewan klub. Dengan sejumlah masalah keuangan seputar klub, Atlético terdegradasi pada tahun yang sama.
Penunjukan Diego Simeone sebagai pelatih kepala pada tahun 2011 membuat klub kembali ke jalur kesuksesannya tanpa bintang yang benar-benar gede, tetapi dengan gagasan kolektivisme.
Di bawah kepemimpinannya, klub memenangkan Liga Europa pada 2012, dan diikuti dengan Copa del Rey pada 2013 dan La Liga kesepuluh pada 2014. Setelah kemenangan tim di Piala Super UEFA 2018, Simeone menjadi manajer paling sukses di sejarah klub.
Trofi klub yang hilang adalah Liga Champions. Atletico Madrid nyaris memenangkannya, menjadi runner-up pada 2013–14 dan 2015–16 plus mencapai semi-final pada 2016–17.
Akhir Kata Dari KUBET Indonesia
Demikianlah artikel ini KUBET Indonesia berikan untuk kalian semua, semoga bisa menjadi informasi yang bermanfaat.
Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan kalian dimanapun berada yaa…Silakan baca juga artikel-artikel KUBET Indonesia lainnya…Salam hangat dari Sabang sampai Merauke dari KUBET Indonesia.